Potensi
Pendidikan dan Masalah yang Menyertainya
Oleh
: Adinda Widanty
Fakultas
Ekologi Manusia, Dept. Ilmu Keluarga dan Konsumen
Institut
Pertanian Bogor
photo from here |
Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak
potensi sumber daya baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Namun, sayangnya sumber daya alam yang ada, kurang bisa dimanfaatkan secara
potensial dan benar. Salah satu penyebabnya adalah dalam hal sumber daya
manusia yang tersedia kurang memadai dari segi ilmu pengetahuan sebagai alat untuk
mengolahnya. Padahal apabila ditinjau dari segi kuantitas, sumber daya manusia
di Indonesia sangat banyak. Mengapa masyarakat yang merupakan sumber daya
manusia di negara Indonesia terbatas dalam hal ilmu pengetahuan? Masalah yang
sangat utama adalah pendidikan.
Sangat miris memang jika melihat program pemerintah
sekarang yang telah mewajibkan bahwa setiap masyarakat khususnya anak-anak di
Indonesia mendapatkan hak pendidikan di Indonesia dengan Wajib Belajar 12
tahun, tetapi masih banyak sekali anak-anak dan remaja yang kehilangan hak nya
untuk mendapatkan pendidikan selama 12 tahun tersebut.
Banyak faktor yang menyebabkan mengapa anak-anak
lebih banyak yang bekerja pada usia sekolah dari pada anak-anak yang mengenyam
bangku pendidikan, salah satu faktor utama adalah biaya pendidikan. Namun
memang bukan hanya faktor biaya saja, karena pada kenyataannya sudah banyak
program pemerintah yang membantu dalam segi biaya salah satunya seperti BOS, faktor
lainnya adalah tenaga pengajar yang kurang dan faktor yang tak kalah
berpengaruh lainnya adalah kurangnya kesadaran keluarga dalam hal pengembangan
pendidikan bagi anak-anaknya.
Merupakan pengalaman yang sangat menyedihkan saat
harus menyaksikan seorang anak usia remaja yang seharusnya sedang mengenyam
bangku pendidikan agar bisa berkontribusi dalam kehidupannya, bahkan agar nanti
nya bisa berkontribusi dalam pembangunan negara. Namun, mereka malah sedang
bekerja ‘menjual’ suara dari satu angkutan umum ke angkutan umum yang lainnya.
Bahkan, sekilas terdengar lagu yang mereka nyanyikan liriknya mengkritisi
mahalnya biaya bangku pendidikan yang seharusnya bisa mereka cicipi. Mereka
secara tidak langsung menyesalkan nasib mereka yang seharusnya bisa sekolah dan
mengubah nasib tapi karena terbentur masalah biaya akhirnya mereka harus
bekerja di atas angkutan umum, menjual suara mereka demi seratus dua ratus
rupiah.
Terkadang setelah mereka terlena dengan mudahnya
mencari uang, anak-anak jalanan dan pengamen jalanan tadi sudah tidak lagi
memikirkan tentang pentingnya pendidikan. Banyaknya rumah singgah, sekolah alam
gratis dan berbagai fasilitas lain yang mendukung mereka untuk melanjutkan
pendidikan ditinggalkan begitu saja. Mereka berfikir, jika dengan menyanyi di
jalan saja mereka sudah bisa mendapatkan uang untuk makan, untuk apa
susah-susah sekolah? Sedangkan untuk sekolah saja membutuhkan biaya untuk alat
tulis, buku-buku, seragam, biaya transportasi dan lain-lainnya yang menurut
mereka tentu tidak sedikit. Pemikiran tentang pendidikan seperti inilah yang
seharusnya ditata ulang oleh para akademisi yang ingin berkecimpung dalam dunia
sosial dan pendidikan.
Masalah pendidikan bukan hanya ditinjau dari
masyarakat yang tidak bersekolah saja, bahkan masalah pun timbul saat
pendidikan sudah berlangsung. Diantaranya adalah kurangnya sarana fisik dan rendahnya
motivasi siswa dalam berprestasi. Tak hanya kedua masalah itu saja, tetapi memang
bisa jadi kedua masalah di atas menjadi sumber dari timbulnya masalah
pendidikan lainnya.
Adanya bangunan sekolah tidak menjamin kegiatan
pendidikan sudah dapat berjalan dengan lancar. Karena masih banyak juga sarana
fisik yang belum memenuhi persyaratan untuk kelancaran proses belajar mengajar,
gedung yang rawan roboh, laboratorium sebagai pra sarana yang kurang, buku-buku
pengantar yang tidak tersedia yang kemudian hal-hal ini memicu ketidaknyamanan
proses belajar mengajar dan target dalam pembelajaran akhirnya tidak tercapai.
Dengan kurangnya sarana fisik bisa jadi secara perlahan dan tidak langsung akan
menyebabkan rendahnya motivasi para siswa untuk berprestasi, karena mungkin
saja dengan ada nya kesulitan mengakses materi pembelajaran menjadikan siswa
merasa bingung dalam belajar dan akhirnya motivasi belajar mereka berkurang.
Jika berbicara tentang masalah pendidikan, apalagi di
Indonesia, memang tidak ada habisnya. Bahkan, sampai saat ini pun masalah
pendidikan belum sampai kepada titik terang penyelesaiannya. Masih banyak
masyarakat yang putus sekolah, tingginya angka pengangguran pada lulusan
sekolah (SMA, Diploma bahkan Sarjana) karena rendahnya relevansi antara
pendidikan dan kebutuhan, dan masalah lainnya. Solusi yang paling mendasar
adalah dengan menyentuh kepada masalah kualitas antara tenaga pendidik atau
guru, agar bisa berperan secara maksimal dalam memajukan pendidikan, dan tidak
lupa dengan memberi pengertian agar pola berfikir masyarakat tidak hanya
berpandangan pada kebutuhan saat ini melainkan agar mereka bisa berfikir bahwa
pendidikan di masa depan berperan amat besar dalam kesejahteraan. Pemberian
pengertian ini bisa melalui penyuluhan tentang pendidikan secara kontinu dan
menargetkan kepada lingkup masyarakat kecil terlebih dahulu yaitu masyarakat
keluarga.
Hal yang terpenting bagi kita semua adalah menyadari
bahwa kontribusi kita dalam menyelesaikan masalah negara, dalam hal ini
pendidikan, sangat dibutuhkan. Berikanlah yang mampu kita berikan dalam
membantu pendidikan di Indonesia. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk
membantu memahami dan mencari solusi yang lebih menjurus untuk masalah-masalah
pendidikan saat ini. Jaya Pendidikan Indonesia!
Tulisan ini dibuat saat saya mencoba melamar kerja part time sebagai guru privat untuk anak SD di tempat yang dikelola oleh teman saya. Salah satu persyaratannya adalah dengan membuta essay bertemakan pendidikan. So, here it is. *Well, if we talking about education, especially in our country, it'll takes a long time to discuss. Agree? :D
Tulisan ini dibuat saat saya mencoba melamar kerja part time sebagai guru privat untuk anak SD di tempat yang dikelola oleh teman saya. Salah satu persyaratannya adalah dengan membuta essay bertemakan pendidikan. So, here it is. *Well, if we talking about education, especially in our country, it'll takes a long time to discuss. Agree? :D
0 comments:
Post a Comment