Tuesday, June 24, 2014

JIKA ISTRIMU SEORANG SARJANA ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

Wow. Betapa usang blog lama gue ini. Sebenernya ini memang blog jaman-jamannya gue berusia remaja, galau, dan berekspresi sih hehe Nah, sekarang gue pengen share hasil tulisan gue yang tema nya "Cerita Jika" Sebenernya ini ditulis karena iseng pengen ikutan projectnya blogger MASGUN sih. Lagian sekalian promosi departemen tempat gue kuliah loh, Ilmu Keluarga dan Konsumen :D So, this writing is originally by me. Check this out ;)

            CeritaJika

JIKA ISTRIMU SEORANG SARJANA ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

            Halo kamu disana yang akan menemukanku sebagai istrimu! Apakah kamu pernah mendengar mengenai Ilmu Keluarga dan Konsumen? Aku tau jika sudah mencintaiku, kamu tak akan peduli apa yang aku pelajari di kampus dulu. Tapi aku ingin bercerita padamu, tentang bagaimana aku mempersiapkan diri untuk membangun sebuah gedung bernama ‘keluarga’ bersamamu, berbekal ilmu yang aku pelajari untuk menggapai status sarjanaku. Ya! Ilmu Keluarga dan Konsumen. Jurusan inilah yang berkontribusi pada keinginanku untuk memberikan yang terbaik bagimu dan keluarga kita saat kau menemukanku jadi istrimu nanti.

            Jika suatu hari kau menemukanku sebagai istrimu, aku ingin kau tau. Aku mungkin bukan wanita yang pintar matematika, kimia, akuntasi, dan lain-lain. Tapi aku bahagia sekali karena aku diajari untuk mengerti apa yang dirasakan manusia. Mengenai perasaan, motivasi, persepsi, emosi, ego, dan lain-lain melalui mata kuliah Pengantar Psikologi yang aku pelajari di awal aku masuk kuliah. Oh ya, aku juga ingin kamu tau betapa aku merasa lucu ketika awal kuliah sudah diajari mengenai Pengantar Ilmu Keluarga. Aku fikir untuk apa sih segala mata kuliah ini? Namun, lewat mata kuliah tersebut aku tau mengapa dalam keluarga terkadang timbul konflik. Ternyata hal ini dapat terjadi karena pasangan suami-istri saling tidak memahami satu sama lain dan tidak merencanakan pernikahannya secara matang.

            Seringkali timbul perbedaan pandangan mengenai status istri sebagai wanita yang bekerja atau hanya menjadi ibu rumah tangga, juga mengenai peran yang masing-masing harus dilakukan saat berkeluarga. Saat itu, aku menyadari bahwa membangun keluarga itu tidak main-main, harus ada persiapan mental maupun materi disana. Mudah-mudahan ketika kau menemukanku sebagai istrimu, kita bisa saling memahami ya. Karena tenang saja, di mata kuliah Gender dan Keluarga aku memahami bahwa wanita boleh mengaktualisasikan diri dengan bekerja dan turut membantu memberikan penghasilan, tanpa harus lupa dengan kewajibannya untuk membahagiakan suami dan keluarga.

            Semakin aku mendalami kuliahku, aku semakin faham bahwa tugas terindah ketika menjadi seorang istri adalah ketika secara bersamaan juga harus mengemban amanah menjadi seorang ibu. Di mata kuliah Tumbuh Kembang Manusia dan Psikologi Anak, aku menjadi tidak sabar untuk mengaplikasikan kasih sayangku pada anak kita kelak. Aku sudah berencana bahwa kelak aku akan mencurahkan kasih sayangku pada anak kita agar tumbuh kembangnya berlangsung sempurna. Aku akan mengecek perkembangan anak kita secara berkala sesuai dengan milestone usianya. Aku yakin kau pun akan dengan bahagia mengajarkan anak kita sejak dalam kandungan kan? Kita akan bercerita mengenai pengalaman dan kebahagiaan kita dengan ekspresif dan bahasa yang baik  karena walaupun masih di dalam kandungan, mereka bisa mendengar kita, ayah bundanya.

            Hai kamu yang suatu saat menjadi suamiku, ketika aku tidak mau makan karena morning sickness atau menolak minum susu karena merasa mual saat kehamilan anak kita nanti, tolong ingatkan aku ya! Aku tahu ketika mempelajari mata kuliah Tumbuh Kembang Manusia, Parenting, Ilmu Gizi Dasar, dan Pendidikan Gizi bahwa nutrisi pada janin harus tepat dan baik agar kelak ketika lahir dia menjadi anak yang sehat, tapi terkadang praktik itu lebih susah daripada teori loh, walaupun sekuat tenaga aku akan berusaha memberikan yang terbaik ketika kehamilanku, aku masih tetap membutuhkanmu untuk selalu memanjakanku dengan perhatian darimu yang mengingatkanku akan hal itu.

            Harap maklum ya, karena kau tau tidak? Membawa si kecil selama 9 bulan di perut itu luar biasa perjuangannya. Mual yang sering datang di trimester pertama, mood yang berubah karena hormon di trimester kedua, belum lagi nanti ketika usia kehamilanku masuk trimester ketiga. Punggung serasa mau patah, dada sesak, tidur pun tidak enak. Jika nanti aku berubah menjadi istri yang pengeluh, pemarah, dan manja karena butuh banyak perhatian, tolong tetap disisiku ya? Mungkin nanti aku akan merengek manja, meminta makanan yang aneh-aneh, atau selalu repot memintamu mengelus perutku dan mengajak bayi kita berbicara. Karena di mata kuliah Parenting aku mendapatkan pengetahuan bahwa pengasuhan dengan penuh kasih sayang harus dilakukan sejak dini ketika anak dalam kandungan dan stimulasi terbaik tentunya ada pada ayah dan bundanya. Kita.

            Ketika saat itu tiba, bolehkah aku memintamu untuk memanjakan aku dengan kasih sayang darimu? Yah, walaupun aku belum mengalaminya, tapi menurut dosenku ketika mata kuliah Tumbuh Kembang Manusia, seperti itulah ketika kehamilan terjadi dan suamilah yang punya peran penting agar istri bertahan selama 9 bulan agar tidak stres. Karena stres ibu akan mempengaruhi janin dalam perkembangannya.

            Hai laki-laki yang kelak menjadi suamiku. Ketika anak kita lahir, tolong ingatkan aku agar melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan memberikan ASI Eksklusif ya. Tolong dukung aku menjalani IMD dan ASI Eksklusif seperti yang pernah aku sarankan pada  masyarakat ibu hamil di sekitar kampusku ketika melakukan turun lapang penyuluhan mengenai Pendidikan Gizi.

            Tau kah kamu? Saat itu aku begitu bersemangat menerangkan pada mereka bahwa kolostrum pada ASI pertama akan membantu bayi mereka agar mempunyai imun yang tinggi, selain itu kontak kulit yang terjadi ketika IMD akan membantu kelekatan yang terjadi antara ibu dan bayi. Tentu saja kamu juga ingin aku melakukannya bukan? Karena hal ini sesuai sekali dengan yang aku pelajari di mata kuliah Parenting, kelekatan yang positif timbul ketika bayi mulai menyusui itu akan membantu menciptakan pola kelekatan yang aman atau secure attachment pada anak kita, sehingga dia akan mengembangkan kecerdasan emosi dan sosial yang baik dan tidak takut untuk mengeksplorasi dunianya dan menemukan hal-hal baru yang merangsang kecerdasannya. Wah tentu kita akan menjadi orangtua yang sangat bahagia ya.

            Tapi, jika kau menemukanku sebagai istrimu, aku ingin meminta sesuatu lagi. Tolong jangan memaksakan kehendakmu atau kehendakku pada anak kita ya. Seperti dalam Pendidikan Holistik yang aku pelajari, anak-anak mempunyai keunikan, bakat, serta keinginannya sendiri. Tugas kita bukan untuk memaksa dan menjadi diktator untuk mereka, melainkan mengarahkan mereka agar menjadi anak yang luar biasa hebat.

            Jika dia tidak suka bernyanyi, jangan paksa dia untuk ikut les menyanyi ya. Jika dia tidak suka berdiam diri, jangan larang dia untuk berlari-lari. Selain itu, yang terpenting adalah jika dia suka menggambar dan kemudian mencorat-coret rumah kita dengan krayon yang baru kita belikan, jangan marahi dia ya? Cukup peluk tubuhnya, gendong dia, tatap matanya, dan berikan pengertian dengan sabar padanya bahwa menggambar yang baik adalah pada tempatnya. Berikanlah dia kertas bekas sisa-sisa dokumen pekerjaanmu yang sudah tidak terpakai sebagai kertas gambar. Dan ketika menjelang waktunya tidur, ayo kita berbagi tugas untuk selalu memberikan dia dongeng pengantar tidur. Akan lebih baik sekali jika kita memberikan dongeng yang sarat akan makna positif dalam membangun karakternya, karena tentunya aku dan kamu ingin agar anak kita menjadi anak yang berkarakter santun, hormat, patuh, mandiri, jujur, senang menolong, dan lain-lain seperti yang aku tau sebagai pilar insan berkarakter pada mata kuliah Pengembangan Karakter kan?

            Jika dia mengganggumu saat mencuci mobil kita, jangan marahi dia ya, ajak dia untuk membantumu mencuci mobil kita dengan tangan-tangan mungilnya. Aku juga akan mengajak dia untuk belajar membantu ketika aku mengerjakan pekerjaan rumah kita. Aku akan mengajak dia ke pasar, mengajak dia untuk membantuku memasak di dapur, dan mengajak dia untuk membantuku mencuci piring serta menyiram tanaman.

            Duhai laki-laki yang akan menjadi suamiku, tenang saja, aku juga tidak akan lupa memberitahukan pada anak kita bagaimana menjadi konsumen yang cerdas dan kritis ketika dia sudah mulai bisa meminta uang pada kita untuk jajan. Selain itu, berbekal pengetahuanku dari mata kuliah Perilaku Konsumen, aku akan berusaha tidak terkecoh oleh diskon yang ada di pasar ketika kita sedang berbelanja bersamamu dan anak-anak kita. Jangan takut ada bumbu atau makanan yang sudah kadaluarsa di dapur kita ya, karena berbekal dari mata kuliah Pendidikan dan Perlindungan Konsumen aku akan selalu mengecek tanggal kadaluarasa dari setiap barang makanan yang kita beli dan melihat label gizi agar aku tetap memberikan yang terbaik untuk keluarga kita.

            Hai laki-laki baik hati yang kelak menjadi suamiku. Ketika nanti kau menemukanku sebagai istrimu, jangan khawatir aku tidak bisa mengelola keuangan rumah tangga kita. Ketika aku mendapatkan mata kuliah Manajemen Keuangan Keluarga, Manajemen Sumberdaya Keluarga, Pengantar Ekonomi Keluarga, dan Usaha Ekonomi Keluarga aku mendapatkan informasi mengenai pentingnya membuat pos-pos pengeluaran dari penghasilan kita disamping zakat yang tentunya wajib untuk kita keluarkan. Alokasi untuk anggaran kesehatan, anggaran pendidikan anak kita, rekreasi, dan jangan lupa untuk asuransi ya karena mempunyai asuransi sangat penting loh. Oh ya, aku salah satu wanita penentang kartu kredit karena aku berfikir lebih baik hidup sederhana tapi berkecukupan daripada kita berhutang.

            Jika suatu saat terjadi konflik diantara kita, jangan anggap aku tidak becus mengurus keluarga ya. Andai saja ayah atau ibuku belajar di Ilmu Keluarga dan Konsumen sehingga mengetahui perkembangan anak yang baik dan buruk, maka mungkin aku akan menjadi wanita yang sempurna bagimu. Sayangnya, waktu kecil ada beberapa pengalaman, pengasuhan yang kurang pas, atau kejadian lainnya yang menyisakan beberapa kenangan buruk hingga kini. Oleh karena itu, sekarang lah waktunya akan berusaha agar menjadi ibu dan istri serta membangun keluarga yang baik dengan bekal ilmuku ini. Kamu tentu mau membantu bukan?      
            
       
find this picture here


      Halo laki-laki terbaik yang akan berada disisiku. Tenang saja, aku tidak akan berusaha menjauhkanmu dari keluargamu. Di mata kuliah Konseling dan Bimbingan Keluarga, aku sering mendengar mengenai konflik antara istri dengan mertua atau istri dengan keluarga suaminya. Wah, ternyata kejadian seperti itu bukan hanya di sinetron. Tapi, aku mengerti bahwa kau menjadi seseorang yang hebat seperti sekarang adalah karena jasa ibu dan ayahmu, juga karena bimbingan kakakmu dan semangat dari adikmu. Karena itu, aku tentu akan berterima kasih pada mereka karena telah membesarkanmu dan berada di sampingmu sampai suatu hari kau memutuskan untuk menambahkan diriku sebagai pendampingmu. Jangan iri ya jika nanti aku peluk ibumu seperti aku memeluk ibuku, jangan iri juga jika nanti aku bercanda dengan ayahmu seperti aku bermanja pada ayahku, atau ketika aku bercerita dengan asyik dengan adik dan kakakmu seperti ketika aku bercerita dengan adik dan kakakku.

            Mungkin adakalanya aku cemburu ketika kamu harus pulang malam karena lembur di kantor atau ketika kamu mengobrol akrab dengan teman wanitamu. Ingatkan aku dengan lembut ketika aku sudah berlebihan ya? Aku akan menjadi wanitamu yang paling pengertian saat kamu memberi penjelasan padaku secara lembut dan berpelukan bersama menertawai kekonyolanku yang cemburu pada aktivitasmu. Oh ya, kamu bantu aku ya? Aku tidak akan membiarkan kasus-kasus yang aku pelajari di mata kuliah Konseling dan Bimbingan Keluarga terjadi pada keluarga kita, sebaliknya, aku akan menjadikan kasus-kasus itu menjadi pelajaran agar keluarga kita tidak mengalaminya.

            Hai lelaki hebat yang nanti menjadi suamiku. Aku mungkin bukan lulusan dokter, akuntan, manajemen, gizi, teknik, atau pun perawat. Aku hanya seorang sarjana Ilmu Keluarga dan Konsumen (yang juga mengambil minor Gizi Masyarakat) yang bahkan hanya ada satu-satunya di Indonesia. Tapi dengan bekal ilmuku ini, aku akan berusaha untuk bisa menjadi dokter yang selalu mendampingi dan menjaga 24 jam disisimu dan anak-anak kita ketika kalian sakit, menjadi akuntan dan manajemen keuangan rumah tangga kita agar kita bisa menahan diri untuk tidak boros dan penghasilan kita mencukupi, menjadi ibu yang selalu berusaha memasak masakan yang bergizi untuk kamu dan anak-anak kita, menjadi teknisi sederhana yang mandiri untuk membetulkan keran, memasang gas atau memasang lampu ketika kamu sedang tidak di rumah, dan akan menjadi perawat yang akan selalu berusaha merawat kebahagiaan keluarga kita. Aku tau itu sulit, sangat sulit. Tapi aku juga tau itu akan menjadi mudah karena akan selalu ada kamu yang mendampingiku selagi aku belajar mewujudkan itu semua.

            Halo laki-laki baik hati yang kelak menjadi suamiku. Ketika kau mendapatkanku sebagai istrimu, aku ingin kita bisa saling berbagi setulus hati, menangis bersama, dan terdiam bersama, dan selalu tertawa bersama. Aku ingin kita berbagi suka dan duka, saling menemukan keberadaan kita di hati masing-masing ketika saling mencari, berbagi waktu, berbagi rasa, berbagi cerita. Karena kita bersatu atas izin-Nya dan bahagia atas izin-Nya, bimbing dan pimpin aku dan keluarga kita menuju ridho-Nya ya. Aku yakin kamu bisa melakukannya, tentu saja aku akan membantu dengan bekal ilmuku dari kuliah di Ilmu Keluarga dan Konsumen. Aku selalu berdoa agar kelak kita memiliki ketahanan keluarga yang kuat dan utuh karena saling mendukung dan mampu melewati 8 tahapan keluarga kita seperti yang pernah aku pelajari di mata kuliah Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga dan Perkembangan Keluarga. Oleh karena itu, aku akan bangga sekali menjadi wanita terbaik sebagai istrimu, eh iya, tentu saja kau juga akan bangga melihatku sebagai Sarjana Ilmu Keluarga dan Konsumen yang kelak akan mendampingimu J

Biodata Penulis :
Adinda Widanty
Mahasiswi Semester 6
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor

Fb        : Adinda Widanty
Twitter : @awidanty
Blog    :
adindawidanty.wordpress.com
adindaw.blogspot.com

awidanty.blogspot.com


Maaf ya kalau bikin kepengen buru-buru kepelaminan haha I didn't mean to ;)

2 comments:

Maya said...

Halo kakak... saya adik kelas kakak, Maya IKK 50. Btw terharu ih baca suratnya kakak, bagus banget. Pasti nanti suaminya kakak senang banget deh dapat istri kayak kakak.
Oh iya, aku mau izin repost suratnya kakak di Blog aku yah... Boleh ya kak?

DELETEYA said...

halo marwiah! amiiin hehe semoga menginspirasi ya. Oh ya silahkan jika mau share :D

Post a Comment