![]() |
from here |
Dear, we use to loved each other so badly. Why now
the situation turn so badly? When i look at the picture we use to take
together, i realize, that i just miss those moment. When we holding hands, when
we hug, and when we turn every single tears into the loud and happily laugh. Am
I living the past life?
Kenapa hidup yang aku
punya hanya untuk kamu? Kenapa tiap detik waktu yang aku punya juga untuk kamu?
Kenapa tiap tetes air mata bahagia dan kesedihan hanya untuk mu?
Tahu ga kamu kenapa aku selalu
tidak betah di rumah?
Karena saat aku diam di
rumah memori aku akan selalu tertuju pada ruang tamu tempat kita biasa bercanda
tawa.
Di setiap sekat ruang di
rumah ku mengingatkan akan keberadaan mu.
Teras rumah ku, tempat
dimana kau duduk pertama kali datang ke rumah ku. Tempat kita belajar semua
materi kimia organik, protein, karbohidrat, glukosa, dan lainnya. Tempat kau
mengajarkan ku struktur penamaan gula dengan lengan L atau D. “D-restapiranosa
atau L-dindapiranosa”, kata mu. Tempat kita memakan es krim yang kau beli untuk
kita berdua. Tempat kita bermain permainan yang kau sebut ayam-ayaman, Jujur Berani
yang akhirnya membuat ku menantang mu untuk berkata pada ibu ku bahwa aku
cantik, hanya karena kau memilih Berani. Tempat kita saling bercerita. Andai
hubungan kita sekarang seringan itu.
Ruang tamu di rumah ku,
tempat kita bercerita, berfoto menggunakan handphone jadul ku atau handphone
jadul mu.
Kamar ku, tempat kau menumpang
untuk solat dan dari luar aku melihat kau melirik kiri kanan hanya untuk sekedar
melihat tempat orang yang kau sayangi beristirahat di malam hari. Tempat ku
menggoda mu saat kau akan memulai solat mu sehingga kau tertawa di tengah solat
dan harus mengulang solat mu (maafkan aku Tuhan). Tempat ku menyimpan
bunga-bunga mawar yang kau beri kan untuk ku. Tempat kau membetulkan komputer ku
yang bermasalah dan kau akan duduk di sana, di depan komputer ku dan memeriksa
apa yang salah (untungnya sekarang komputer itu sudah tidak ada, tapi tetap
saja kenangan mu masih disitu).
Setiap detik hidup ku
sudah terisi oleh mu selama hampir 4 tahun ini, bahkan rumah ku pun sudah tidak
bisa dipisahkan dari kenangan tentang mu.
Karena itu, sekarang aku
lebih suka di luar rumah, karena saat aku di rumah, aku seperti orang gila yang
terlonjak saat mendengar suara motor dan berimajinasi karena terlalu berharap
itu suara motor mu yang datang seperti dulu saat kau memberi surprise
kedatanganmu ke rumah ku. Karena saat aku kembali ke rumah, aku akan seperti
orang gila yang matanya celingak-celinguk berusaha agar ada motor mu terparkir
di depan rumah ku dan menemukan sosok mu di teras rumah ku, menunggu ku.
Karena itu aku berusaha
untuk tidak sering di rumah sekarang ini, karena betapa pun aku berharap kau
akan seperti itu lagi, aku tersadar kau tidak akan di situ saat aku datang, kau
tidak ada di situ saat aku harap kau datang. Andai kau masih tetap seperti
dulu, pasti aku senang hati menunggu mu di rumah ku.
Aku sekarang sibuk. Tau
ga kamu kenapa aku sekarang jadi sok sibuk? Karena aku tidak tahan melewati
hari menunggu kesibukan mu berakhir dan baru menoleh kepada ku. Aku tidak tahan
berharap kau menemaniku saat aku sendiri dan berbicara kepada ku. Jadi, aku
memutuskan untuk ikut sibuk dan tidak tergantung lagi dengan kehadiran mu. Tapi
ternyata kau malah semakin menjauh, tak terjangkau. Kau mengira itu keinginanku
untuk membenamkan diri dalam kesibukan ku dan membiarkan ku luput di dalam nya.
Padahal, dari setiap waktu yang kuhabiskan, aku berharap kau ada disitu,
menegurku dan meminta waktu untuk kita berdua seperti dulu lagi, bercanda di
teras rumah ku sambil bermain ayam-ayam atau sekedar meminta ku membuat kan
martabak mie atau es lemon tea segar untuk mu. Tapi kau malah membiarkan ku
jatuh dalam kesibukan ku dan melanjutkan dengan tenang semua apa yang jadi
kesibukan mu.
Aku jarang mengingat
masa-masa SMA ku lagi. Tau ga kamu kenapa bahkan untuk berkumpul bersama
teman-teman SMA pun aku enggan? Karena banyak kenangan tentang mu. Tentang
puisi ku yang kau baca di depan kelas untuk ku, tentang tempat parkir dimana
kau memarkirkan motor yang sering kau gunakan untuk mengantar dan menjemputku,
tentang kelas dimana anak-anak melemparkan godaan-godaan untuk kita, tentang
kau yang duduk di ujung sana yang sesekali mencuri pandang ke arah aku yang
duduk di ujung satu nya, tentang rasa bahagia ku saat tau di kelas aku akan
bertemu dengan mu dan akan selalu melihat mu sepanjang hari, dan tentang cemas
nya diriku saat aku tau kau terjatuh dari motor saat akan praktikum PKT dan
sesaat sesudah kita beradu argumen pagi nya, andai semua yang kita lewati hari
ini seindah itu. Aku akan rela setiap hari bertemu dengan sisa-sisa masa itu.
Andai sekarang
sesederhana waktu itu, andai sekarang seperti saat itu, saat dimana kau tak
pernah berfikir banyak untuk sekedar menggenggam tangan ku dan membuat ku
merasa dimiliki, saat dimana kau tak pernah berfikir panjang untuk sekedar
mengucapkan sayang pada ku dan memberi kejutan kecil dengan kedatangan mu di
depan rumah ku. Andai situasi nya seringan dulu, seringan langkah mu untuk
menemuiku bahkan saat aku tidak meminta, seringan senyum mu saat berkata kau
rindu pada ku, seringan ajakan mu untuk menghabiskan waktu berdua dengan ku
menonton film, atau sekedar berjalan-jalan.
Sesulit itu kah
keadaannya sekarang? Sesulit itu kah bermain ayam-ayaman hingga sore menjelang?
Sesulit itu kah bermain Jujur Berani dengan penuh tawa? Sesulit itu kah memberi
kejutan dengan datang disaat aku bahkan tidak meminta? Sesulit itu kah berkata
sayang? Sesulit itu kah berkata rindu? Sesulit itu kah menggenggam tangan ku
dan membuat ku merasa dimiliki? Sesulit itu kah menghabiskan waktu berdua,
bercanda tawa, dan saling melempar ejekan? Sesulit itu kah meminta ku membuat
kan martabak mie atau ice lemon tea? Sesulit itu kah memang keadaannya
sekarang?
Well, falling in love is when you Love then you'll ready to Fall..
0 comments:
Post a Comment